14 November 2008

Jiwa yang tenang

Wahai Jiwa Yang Tenang . . .

"Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhamu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu. Masuklah ke dalam surgaKu" (QS Al-Fajr :27-30)

Ungkapan lembut tersebut adalah rayuan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang juga disertai ajakan yang provokatif. Bagaimana mungkin kita tidak tergiur dengan rayuan semacam itu?

Kita bisa bekerja dengan keras saat jiwa kita sedang asyik dengan Al-Qur’an. Tetapi di saat yang lain, kita mungkin mengalami kondisi keengganan yang besar, jangankan disuruh menghafal, sekedar melihat mushaf pun sangat tidak siap. Untuk kondisi seperti itu, kita perlu merayu diri sendiri, merenungi kehidupan diri kita sendiri sambil mencari bahasa apa yang dapat membangkitkan energi kita untuk kembali bekerja: meraih cita-cita hidup bersama Al-Qur’an.

Berbagai permasalahan umum pada diri kita saat berinteraksi dengan Al-Qur’an antara lain:

  1. Kita sadar sepenuhnya bahwa tilawah setiap hari adalah keharusan, tetapi jiwa kita belum siap untuk komitmen secara rutin sehingga dalam sebulan, begitu banyak hari-hari yang terlewatkan tanpa tilawah Al-Qur’an.
  2. Kita paham bahwa menghafal Al-Qur’an adalah kemuliaan yang besar manfaatnya, tetapi jiwa kita belum siap untuk meraihnya dengan mujahadah.
  3. Kita sadar bahwa masih banyak ayat yang belum kita pahami, namun jiwa kita tidak siap untuk melakukan berbagai langkah standar minimal untuk dapat memahami isi Al-Qur’an.
  4. Kita sadar bahwa mengajarkan Al-Qur’an sangat besar fadhillahnya, tetapi karena minimnya apresiasi dan penghargaan ummat terhadap para pengajar Al-Qur’an maka sangat sedikit yang siap menjadi pengajar Al-Qur’an.
  5. Kita paham bahwa shalat yang baik - khususnya shalat malam - adalah shalat yang panjang dan sebenarnya kita mampu membaca sekian banyak ayat, namun jiwa kita kadang tidak tertarik terhadap besarnya fadhillah membaca Al-Qur’an di dalam shalat.
  6. Kita sadar bahwa dakwah dijamin oleh nash Al-Qur’an dan Allah Swt akan memberikan kemenangan, namun jiwa kita tidak sabar dengan prosesnya yang panjang sehingga cenderung meninggalkan atau lari dari medan dakwah.
  7. Kita paham betul bahwa banyak keutamaan di dunia dan akhirat bagi manusia yang berinteraksi dengan Al-Qur’an, tetapi fadhillah tersebut hanya menjadi pengetahuan, tidak mampu menghasilkan energi yang besar untuk beristiqamah dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.
  8. Kita paham dengan sangat jelas bahwa semua tokoh Islam di atas bumi ini adalah orang-orang yang telah berhasil dengan ilmu Al-Qur’an dan merekapun menguasai kehidupan dunia, namun jiwa kita enggan mempersiapkan generasi mendatang yang hidupnya berada di bawah naungan Al-Qur’an.

Jangan pernah berhenti untuk merayu diri agar segera bangkit. Tanyakanlah pada diri kita:

1. Wahai diri, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Mengaku cinta kepada Allah Swt tetapi tidak merasa senang berinteraksi dengan Kalam-Nya. Bukankah ketika manusia cinta dengan manusia lain, ia menjadi senang membaca suratnya bahkan berulang-ulang? Mengapa kamu begitu berat dan enggap untuk hidup dengan wahyu Allah Swt? Adakah jaminan bahwa kamu mendapat pahala gratis tanpa beramal shalih? Dengan apa lagi kamu mampu meraih pahala Allah Swt? Infak cuma sedikit, jihad belum siap, kalau tidak dengan Al-Qur’an, dengan apa lagi?

2. Wahai jiwaku, siapa yang menjamin keamanan dirimu saat gentingnya suasana akhirat? Padahal Rasulullah Saw menjamin bahwa Allah Swt akan memberikan keamanan bagi manusia yang rajin berinteraksi dengan Al-Qur’an, mulai dari sakaratul maut hingga saat melewati shirat.

3. Wahai jiwaku, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Dengan nikmat-Nya yang demikian banyak, yang diminta maupun tidak, tidakkah kamu bersyukur kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an?

4. Wahai jiwaku, sadarkah kamu ketika Allah Swt dan Rasulnya mengajak dirimu memperbanyak hidup bersama Al-Qur’an? Untuk siapakah manfaat amal tersebut? Apakah kamu mengira bahwa dengan banyak membaca Al-Qur’an maka kemuliaan Allah dan Rasul-Nya menjadi bertambah? Dan sebaliknya, jika kamu tidak membaca Al-Qur’an, kemuliaan itu berkurang? Sekali-kali tidak. Semua yang kita baca dan lakukan, kitalah yang paling banyak mendapatkan manfaatnya.

5. Wahai jiwa, tidakkah kamu merasa khawatir dengan dirimu sendiri? Selama ini hidup tanpa al-Qur’an, jatah usia makin sedikit, tabungan amal shalih masih sedikit, jaminan masuk surga tak ada di tangan. Sampai saat ini belum mampu tilawah rutin satu juz per hari, jangan-jangan Al-Qur’anlah yang tidak mau bersama dirimu karena begitu kotornya dirimu sehingga Al-Qur’an selalu menjauh dari dirimu.

6. Wahai jiwa, tidakkah engkau tergiur untuk mengikuti kehidupan Rasulullah Saw dan para sahabat serta tabiin yang menjadi kenangan sejarah sepanjang zaman dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an? Jika hari ini kamu masih enggan berinteraksi dengan Al-Qur’an apa yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang tentang dirimu?

Ungkapan di atas adalah perenungan terhadap diri sendiri dalam urusan dunia dan akhirat, hal yang dianjurkan oleh Allah Swt agar hidup kita tidak berlalu begitu saja tanpa makna.

"...Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu supaya kamu berfikir. Tentang dunia dan akhirat..." (QS Al-Baqoroh :219-220)

Surat Al Fajr

89. Al Fajr

Al Fajr 1

89. 1. Demi fajar,

Al Fajr 2

89. 2. dan malam yang sepuluh[1573], [1573] Malam yang sepuluh itu ialah malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. Dan ada pula yang mengatakan sepuluh yang pertama dari bulan Muharram termasuk di dalamnya hari Asyura. Ada pula yang mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah.

Al Fajr 3

89. 3. dan yang genap dan yang ganjil,

Al Fajr 4

89. 4. dan malam bila berlalu.

Al Fajr 5

89. 5. Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal.

Al Fajr 6

89. 6. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad?

Al Fajr 7

89. 7. (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi[1574], [1574] Iram ialah ibukota kaum 'Aad.

Al Fajr 8

89. 8. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,

Al Fajr 9

89. 9. dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah[1575], [1575] Lembah ini terletak di bagian utara jazirah Arab antara kota Madinah dan Syam. Mereka memotong-motong batu gunung untuk membangun gedung-gedung tempat tinggal mereka dan ada pula yang melubangi gunung-gunung untuk tempat tinggal mereka dan tempat berlindung.

Al Fajr 10

89. 10. dan kaum Fir'aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak),

Al Fajr 11

89. 11. yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,

Al Fajr 12

89. 12. lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu,

Al Fajr 13

89. 13. karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab,

Al Fajr 14

89. 14. sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.

Al Fajr 15

89. 15. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".

Al Fajr 16

89. 16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"[1576]. [1576] Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. Tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.

Al Fajr 17

89. 17. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim[1577], [1577] Yang dimaksud dengan "tidak memuliakan anak yatim" ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.

Al Fajr 18

89. 18. dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,

Al Fajr 19

89. 19. dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil),

Al Fajr 20

89. 20. dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.

Al Fajr 21

89. 21. Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut,

Al Fajr 22

89. 22. dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.

Al Fajr 23

89. 23. Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.

Al Fajr 24

89. 24. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini".

Al Fajr 25

89. 25. Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya[1578], [1578] Maksudnya: kekerasan azab Allah sesuai dengan keadilan-Nya.

13 November 2008

Free Hotspot Kampus

Pengen akses internet gratis ? nggak bayar sepeserpun pokoknya gratis deh… datang aja ke Kampus UPI YPTK Padang mo tau alamatnya ? neh gue beri…

Kampus UPI YPTK Padang

Jl. Raya lubuk Begalung Padang - Sumatera Barat

wuih….jauh amat…..

Yah nggak jauh-jauh amatlah bagi rekan-rekan yang berada di Kota Padang (Sumatera Barat / “West Sumatera” kata orang bule), bagi rekan-rekan yang berada di luar kota Padang, sabar aja kapan jalan-jalan ke kota Padang jangan lupa mampir di area Kampus UPI YPTK Padang dan nikmati akses internet gratis di lingkungan Kampus [Hotspot Kampus]

Kampus UPI YPTK Padang terletak di Jl. Raya Lubuk Begalung Padang adalah kampus IT di Sumatera Barat yang berdiri dari tahun 1985 dengan area 12 Hektar. Saat ini kampus UPI YPTK Padang merupakan kampus IT yang ter Pavorit di Sumater Barat dengan jumlah mahasiswa/wi ribuan untuk lebih jelasnya silahkan kunjungin situs http://www.yptk.ac.id

Wah…Promosi Neh…. :P

Ini bukan promosi tapi beneran mau bukti ? coba datang aja ke kampus tersebut dengan alamat yang sudah saya berikan di atas dan liat sendiri deh…

Hotspor kampus UPI YPTK Padang sudah lama ada dan telah dipergunakan oleh para mahasiswa/wi untuk berselancar di internet dan mendapatkan bahan matakuliah yang di ajarkan di kampus, dan bukan hanya mahasiswa/wi UPI-YPTK aja yang menggunakan akses tersebut akan tetapi mahasiwa/wi lain dari luar kampus UPI YPTK dan masyarakat di sekitar Kampus juga ikut memanfaatkan akses internet tersebut dengan syarat harus berada di Area Hotspot Kampus UPI YPTK Padang

Wah enak neh bisa dapat akses internet gratis….

Tentu dong, itu sih lumrah aja namanya juga manusia kalo ada yang gratis kenapa musti bayar tul nggak…:P

Cara Memanfaatkan akses tersebut sangat lah mudah anda cukup melakukan scan signal wifi di laptop atau handphone yang udah punya fasilita wifi signal yang di tebarkan (emang beras yang di bebarkan :P ) di lingkungan kampus UPI YPTK Adalah : “hotspot UPI” dan “hotspot UPI YPTK” lalu lakukan koneksi setelah terkoneksi lalu lakukan Browsing nanti akan keluar tampilan banner HotSpot untuk login, nah untuk login nya rekan-rekan ketik aja mhs (Login : mhs) dan untuk passwd nya kosongkan aja lalu klik aja Login nah apabila sudah di lakukan cara seperti di atas rekan-rekan sudah bisa memanfaatkan akses internet yang gratis.[sinksonk/Ed]

Beribadah bukan karena Allah

Hidup merupakan anugrah yang kuasa yang di berikan kepada kita umat manusia untuk menjalankan kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi hidup itu akan lebih bermagna bagi orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah tanpa pamrih atau punya maksud lain di balik perbauatannya.

Dalam hidup ini selalu berusahalah untuk berbuat baik dan saling tolong menolong atar sesama dan yang paling utama sekali adalah selalu mendekatkan diri kepada Allah se iklas mungkin tanpa ada maksud tertentu. Karena segala amal baik akan mendapatkan tempat nantinya di sisi Allah SWT dan masing-masing kita akan mendapatkan ganjaran di hari pembalasan nanti yaitu Surga dan Neraka.

Dalam sebuah riwayat diceritakan orang-orang yang digiring ke neraka. Allah SWT memerintahkan agar Malik (malaikat penjaga neraka) tidak membakar kaki-kaki mereka, sebab kaki-kaki itu pernah dilangkahkan ke masjid dan tidak membakar tangan-tangan mereka, sebab tangan-tangan itu pernah diangkat untuk berdoa. Malik bertanya, “Apa yang terjadi kepada kalian hai orang-orang celaka?” Ahli neraka menjawab,”Kami dahulu beramal bukan karena Allah” (BiharAl-Anwar 8:325).

Riwayat lain bercerita tentang orang yang membaca Al-Qur’an siang dan malam, yang terbunuh fisabilillah, dan yang menginfakkan hartanya. Ketiga-tiganya dimasukkan ke neraka. Yang pertama masuk neraka karena ingin disebut qari’, yang kedua ingin disebut pemberani, dan yang ketiga ingin dipanggil orang dermawan (Bihar Al-Anwar 72:305).

Dari riwayat yang di terangkan di atas dapat di ambil hikmah betapa murkanya Allat SWT terhadap orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepadannya akan tetapi di balik pendekatan diri kepadan Allah SWT tersebut ada niat dan maksud lain bukan karena Allah.

Semoga kita bukan bagian dari orang-orang tersebut, Amin.[sinksonk/Ed]

Bekerja dan Kepuasan Bekerja

Bekerja, kata bekerja di sini sempat terlintas juga di pikiran saya kira-kira apa yah defenisi bekerja tersebut ?

Setelah saya coba cari-cari artikel di internet dan saya telaah devinisi bekerja tersebut tidak ada yang menjelaskan definisi bekerja tersebut secara ilmiah hanya pemberian contoh dalam kehidupan sehari-hari saja yaitu pergi pagi pulang sore, pakai baju rapi, pakai dasi, pakai sepatu mengkilat, dandanan necis trus akhir bulan bawa uang hasil bekerja kira-kira seperti tersebut definisi yang di dapatkan dan akhirnya saya coba mendefinisikan dengan versi saya sendiri :p (keren kan bisa mendefenisikan versi sendiri walaupun itu mungkin salah :P )

Bekerja adalah mengerjakan sesuatu pekerjaan sesuai dengan tujuan, schedule dan aturan yang telah di tetapkan oleh suatu individu atau organisasi dengan prinsip saling menguntungkan sehingga menjadikan hidup menjadi berarti. (ini kira-kira definis bekerja versi saya).

Dalam bekerja tentu ada target yang musti kita capai dan ujung-ujung nya akan berakhir ke pendapatan serta kepuasan dari hasil kerja tersebut. Coba kita bayangkan seandainya kita bekerja tanpa ada tujuan, kepuasan serta saling menguntungkan dalam mengerjakan sesuatu tentunya tidak akan kita laksanakan.

beberapa peneliti menyimpulkan kepuasan bekerja adalah penentu dari komitmen atas dasar pertukaran sumber daya antara individu dan organisasi (Angle & Perry, 1983; Williams & Hazer, 1986) dalam Martin (1996).

Begitu kebutuhan individu terpuaskan, hal itu akan mengikat individu itu pada organisasi. Komitmen pada organisasi dapat dipandang sebagai hasil dari pengikatan pada organisasi itu (Martin; 1996).

Jadi dapat di simpulkan bawasannya tujuan akhir dalam bekerja adalah kepuasan individu serta organisasi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan konsekwensi saling menguntungkan.[sinksonk/Ed].